Pasca pengepungan asrama mahasiswa Papua Kamasan I Yogyakarta, oleh Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY) berserta organisasi kemasyarakatan ( ormas ) yang diback up oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI), pada 15-17 Juli 2016 lalu, tindakan represif dan diskriminatif yang dilakukan oleh aparat kepolisian RI beserta ormas terhadap mahasiswa Papua di berbagai kota di luar Papua semakin menjadi-jadi. Berbagai ormas di berbagai kota di mulai gencar melancarkan propaganda-propaganda profokatif ditempat-tempat umum, dengan menempelkan spanduk, poster dan baliho bernada kecaman terhadap mahasiswa Papua yang melakukan aksi damai menuntut diberikannya Hak Menentukan Nasib Sendiri Bagi Bangsa Papua.
Selain itu, aparat kepolisian dari satuan lalu lintas, dengan sangat diskriminatif, melakukan sweeping atas kendaraan bermotor milik mahasiswa Papua diberbagai kota. Dimana sweeping dilakukan dititik-titik yang biasanya dilalui mahasiswa Papua, lalu ketika kedapatan ada orang Papua yang lewat, Polisi langsung mencegat dan menghentikan kendaraan mereka sedangkan para pengendara yang bukan orang Papua dibiarkan lewat begitu saja oleh aparat.
Situasi semakin parah pasca dikeluarkannya stateman terkait "Separatis" oleh Sri Sultan Hamoengku Buwono X selaku Gubernur dan juga raja keraton Yogyakarta, pada tanggal 19 Juli 2016, seakan mendapatkan legalitas dari seorang gubernur yang juga raja, dan diakui oleh sebagian masyarakat jawa, tindakan represif aparat semakin menjadi-jadi, aparat kepolisian, khususnya satuan lalu lintas semakin gencar melancarkan razia ditempat-tempat umum, yang dikhususkan kepada pengendara kendaraan asal Papua. Akibar razia sewenang-wenang yang dilakukan oleh kepolisian Yogyakarta, puluhan kendaraan milik mahasiswa Papua diangkut dan diamankan di Polda dan Polresta Yogyakarta, hingga saat ini. Meski para pemilik kendaraan telah membayarkan denda dari hasil sidang tipiring yang dilalui dipengadilan, namun tetap saja kendaraan milik para mahasiswa Papua ini urung dikembalikan kepada pemilik kendaraan, dengan berbagai macam alasan yang sangat tidak masuk akal dan diskriminatif.
Berbeda dengan yang dilakukan oleh Polisi pasca stateman Sri Sultan HB X, Ormas di Yogyakarta justru semakin gencar menebarkan propaganda-propaganda profokatif, kali ini tidak hanya di Yogyakarta, tetapi justru merembet ke berbagai kota di pulau Jawa dan Sulawesi. Berbagai Poster, spanduk, baliho dipampang dimana-mana, dan bahkan tak tanggung-tanggung, kelompok ormas ini menebarkan ancaman kepada mahasiswa Papua diberbagai tempat, seperti yang terjadi di Yogyakarta, Semarang, Solo, Malang, Bandung, Surabaya dan Makasar. Beberapa mahasiswa Papua dikejar menggunakan kendaraan roda 2 pada malam hari dan beberapa lainnya disenggol hingga mengalami kecelakaan.
Melihat realita yang ada di berbagai kota di luar Papua, dan dengan berkaca dari pengalaman aksi damai yang digelar oleh rakyat Papua yang dikoordinir oleh Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] pada tanggal 1 Desember 2015 silam di Jakarta, maka sangat perlu dan sangat penting bagi segenap elemen rakyat Papua di luar Papua, terlebih khusus di Jawa dan Bali untuk lebih mematangkan pembacaan dan mengikuti dinamika politik West Papua khususnya yang berkembang di kawasan regional saat ini guna mengambil sikap dan tindakan yang tepat dalam momentum perayaan HUT Kemerdekaan West Papua pada 1 Desember 2016 mendatang.
Beberapa hal yang menurut saya harus dipersiapkan oleh segenap elemen rakyat Papua yang hendak merayakan HUT Kemerdekaan West Papua di kota-kota kolonial, jauh-jauh hari sebelum hari H adalah :
1. Melakukan Pembacaan dan Pemetaan Terkait Dinamikan Politik Secara Matang dan Maksimal di Berbagai Kota Sebelum Hari H.
2. Jika Perayaan Secara Terpusat, Maksimalkan Tim Advokasi Secepatnya
3. Menyiapkan Setidaknya Satu Orang Kawan Yang Siap Menjadi Penjamin dan Penanggung Jawab, Dengan Konsekuensi Harus Di Tahan
4.Pematangan Setingan Aksi Dilakukan Setidaknya Satu Minggu Sebelum Hari H dan Dilakukan Diluar Kota Titik Aksi
5. Mendata dan Memastikan Secara Pasti dan Jelas, Segenap Elemen Yang Akan Terlibat Dalam Perayaan HUT Kemerdekaan West Papua.
Sekian sedikit gambaran situasi kota-kota diluar Papua yang bisa digambarkan dalam bebrapa bulang terakhir, serta beberapa hal yang saya sarankan untuk dapat dipersiapkan, sebelum perayaan HUT Kemerdekaan West Papua, 1 Desember 2016 mendatang.
Salam Juang dan Selamat Menyambut dan Merayakan Hari Kemerdekaan West Papua 1 Desember 2016. [rk]
Post a Comment
Silahkan Berikan Komentar Anda Seputar Artikel - Artikel Ini di Sini !