Perang Di Timika Bukanlah Perang Suku, Melainkan Perang Kelompok

Belakangan beredar pemberitaan di beberapa media nasional (Indonesia) maupun lokal (Papua) terkait terjadinya perang antara dua kubu masyarakat yang berada di Kab. Timika. Dalam pemberitaannya, media-media ini memuat dan menyatakan bahwa, yang terjadi di Kab. Timika merupakan perang suku, karena melibatkan dua suku yang berbeda, sehingga media-media ini mengklaim bahwa perang tersebut adalah perang suku.

Dengan melihat pemberitaan yang kurang menyenangkan dan rasa sedih atas terjadinya peristiwa sama yang terus-menerus terjadi, hingga memakan korban nyawa, maka saya berfikir untuk mencoba menganalisa terjadinya konflik ini menurut pandangan saya, dan jika ada kawan-kawan yang kurang sepakat dan sepaham dengan analisa saya ini, maka silahkan tinggalkan komentar kawan-kawan di blog ini, atau kirimkan pesan ke e-mail : roykarobanews88@gmail.com.

Konflik Di Timika Bukan Perang Suku, Melainkan Perang Antara Kelompok !

Mengapa saya katakan bahwa konlik di Timika itu bukan Perang Suku, melainkan Perang Antar Kelompok ?
Jelas saya berpendapat demikian, sebab menurut saya perang suku itu bukanlah perang asal-asalan, sebab perang suku yang sebenarnya itu memiliki nilai budaya yang sangat tinggi, dan juga terjadinya perang suku yang sebenarnya itu tidaklah terjadi akibat faktor-faktor yang disebabkan dari luar (ekternal)dua suku yang sedang bertikai, dan juga yang harus kita ketahui bahwa, perang suku itu sendiri memiliki aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar oleh masing-masing suku yang sedang bertikai/konflik saat itu.

Sedangkan yang sedang terjadi di Kab. Timika saat ini sangatlah tidak sesuai dengan faktor-faktor penyebab adanya perang suku, dan dari indikasi terjadinya konflik yang sedang berlangsung saja, dapat kita lihat bahwa sebenarnya faktor penyebab terjadinya konflik ini sendiri datangnya dari luar (eksternal) dan untuk itu konflik yang terjadi di Kab. Timika ini tidak dapat kita kategorikan sebagai sebuah Perang Suku, meskipun dalam konflik yang sedang terjadi di sana terjadi antara dua suku yang berbeda, namun yang harus menjadi perhatian kita adalah, terkait faktor penyebab terjadinya konflik dan terkait juga aktor-aktor yang kemungkinan bermain ataupun menyeting terjadinya konflik yang sedang dan terus terjadi di Timika.

Dan juga yang harus diketahui bahwa, meskipun konflik yang terjadi di Timika melibatkan dua suku yang berbeda, namun konflik ini tidak dapat dikategorikan sebagai perang suku, karena keberadaan masyarakat dari dua suku tersebut (Dany dan Mee)tidak hanya di Kab.Timika saja, melainkan berada didaerah-daerah lain di Papua, bahkan diluar Papua. Dengan demikian konflik yang sedang terjadi di Kab. Timika adalah Murni Konflik/Perang antara kelompok.

Selain itu, saya sangat tidak sependapat dengan pemberitaan yang diberitakan oleh media nasional maupun media lokal terkait konflik yang sedang terjadi di Kab. Timika adalah Perang Suku, sebab menurut saya bahasa pemberitaan media ini sangatlah provokatif dan tidak memiliki landasan yang kuat. Media boleh-boleh saja memberitakan peristiwa yang sedang terjadi, namun sebaiknya mereka juga dapat melihat dan menganalisa permasalahan yang sebenarnya terlebih dahulu, agar apa yang diberitakan oleh media itu tidak menjadi racun bagi yang mengkonsumsi berita tersebut.

Terkait pemberitaan media yang menyatakan bahwa yang terjadi di Timika adalah perang suku, maka saya ingin menghimbau kepada seluruh kawan-kawan, Pemuda dan Mahasiswa Papua, Serta Seluruh Komponen Rakyat Papua, agar jangan terpancing ataupun termakan pemberitaan media yang jelas-jelas bebau provokatif, dan yang sangat dikhawatirkan, adalah jika konflik yang terjadi di Timika ini meluas ke daerah-daerah lain tempat dimana terdapat dua suku yang terlibat konflik di Timika, akibat pemberitaan media yang tidak seimbang dan terkesan provokatif.

Landasan Saya Mengatakan Konflik Di Timika Bukan Perang Suku, Melainkan Perang Antar Kelompok :

Seperti yang sudah saya utarakan diatas bahwa, konflik yang sedang terjadi di Timika tidak dapat dikategorikan sebagai perang suku, melainkan perang/konflik antara kelompok. Berikut beberapa faktor penyebab terjadinya konflik di Timika yang menjadi alasan untuk tidak menyatakan konfik yang terjadi adalah Perang Suku ;

  1. Faktor penyebab konflik yang terjadi itu datangnya dari luar kedua suku (eksternal), mengapa saya katakan demikian, sebab menurut informasi yang saya dapatkan dari kawan-kawan yang berasal dari daerah konflik menyatakan bahwa "terjadinya konflik ini, pada dasarnya akibat tidak adanya kejelasan batasan wilayah administratif yang jelas dari kedua pemerintah daerah (Kab. Timika dan Kab. Paniai), yang akhirnya mengakibatkan cekcok dan saling klaim wilayah antara kedua pihak terjadi dan menimbulkan konflik tersebut.
  2. Kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain dalam terjadinya konflik guna meloloskan rencana/agenda terselubung mereka, dengan memanfaatkan situasi konflik yang sedang terdi. Pihak lain yang saya katakan ini bisa individual, organisasi ataupun perusahaan yang sedang berkepentingan di daerah terjadinya konflik ini.
  3. Keterlibatan perusahaan dalam menciptakan konflik sosial ditengah-tengah masyarakat yang bermukim disekitar perusahaan bukanlah hal yang baru untuk Papua, dan bukan hanya di Papua hal itu terjadi, di daerah-daerah lain di Indonesia, bahkan Dunia yang daerahnya terdapat perusahaan-perusahaan besar, potensi terjadinya konflik itu sangat besar, biasanya itu diciptakan sendiri oleh perusahaan bersangkutan demi mengelabuhi kosentrasi masyarakat terhadap keberadaan perusahaan yang sedang melakukan eksplorasi di daerah mereka. Selain itu, biasanya konflik seperti ini juga diciptakan oleh aparat keamanan yang dimana kita ketahui bersama bahwa dengan keberadaan perusahaan, biasanya perusahaan akan memberikan biaya pengamanan kepada aparat keamanan dari negara bersangkutan untuk melakukan pengamanan wilayah perusahaan. Untuk Papua dan Indonesia lain, konflik perebutan kekuasaan untuk mengamankan perusahaan yang terjadi antara TNI-POLRI, bukanlah hal yang baru, perebutan lahan antara TNI-PORI selalu terjadi, demi mendapatkan jata pengamanan dari perusahaan-perusahaan yang ada.
Masih Bersambung..........

Post a Comment

Silahkan Berikan Komentar Anda Seputar Artikel - Artikel Ini di Sini !