ULMWP Ada Karena Momentum, Bukan Kesadaran Penuh Gerakan !

Akhir tahun 2014, tepatnya pada tanggal 1-4 Desember 2014, bertempat di Saralana, Vanuatu, berkumpul seluruh tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan West Papua dari berbagai faksi dan kelompok yang ada. Pertemuan di Saralana ini menjadi langkah baru bagi perjuangan kemerdekaan West Papua, dimana setelah puluhan tahun, setiap kelompok berjalan dengan pikiran dan gagasan masing-masing, namun semua itu berkumpul menjadi satu dan kemudian membuat suatu komitmen dan kesepakatan bersama, untuk berjuang bersama-sama didalam satu wadah bersama yang kemudian diberi nama United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), yang kemudian dikenal dengan Deklarasi "SARALANA"
Deklarasi Saralana, tentunya telah menjawab kerinduan rakyat Papua yang menginginkan adanya persatuan didalam kubuh organisasi-organisasi gerakan perjuangan kemerdekaan yang ada, dimana seluruh elemen yang hadir saat itu telah mewakili seluruh organisasi perjuangan yang ada di Papua saat ini, hanya saja Presiden Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB), Bapak Forkorus Yaboisembut sendiri yang kemudian secara terang-terangan diberbagai media menyatakan menolak bergabung bersama ULMWP, dan kemudian mengambil tindakan pemecatan kepada beberapa tokoh perwakilan NRFPB yang diutus dalam deklarasi tersebut. Alasan penolakan untuk bergabung kedalam ULMWP oleh Presiden NRFPB tentu perlu dikonfirmasi, namun sayangnya, meski mendapatkan penolakan secara tegas dan terang-terangan, ULMWP tidak menghiraukannya, dan bahkan tetap berjalan sesuai dengan agenda-agenda yang telah disepakati bersama di Saralana saat itu.
Dari uraian singkat diatas, kemudian muncul beberapa pertanyaan, dimana pertanyaan ini kemudian memberikan jawabannya saat ini, seperti yang dapat kita lihat dalam perdebatan-perdebatan dibeberapa media sosial, pertanyaan paling mendasar yang perlu kita pertanyakan adalah "Apakah Kelahiran ULMWP, Murni Lahir Dari Kesadaran Tokoh-tokoh Pergerakan Yanga Ada, Ataukah Hanya Karena Latar Belakang Situasi dan Momentum Yang Ada Saat Itu ?".
Jika kita kembali melihat jauh kebelakang, sebelum terbentuknya ULMWP, dimana sesungguhnya kelahiran ULMWP hanya karena momentum saat itu, dimana ketika Aplikasi yang diajukan oleh West Papua National Coalition Liberation (WPNCL) untuk menjadi anggota dalam Melanesian Spearhead Group (MSG) ditolak dengan alasan WPNCL terlalu inclusif, butuh persatuan yang lebih besar dari seluruh elemen rakyat Papua, sehingga dapat dikatakan sebagai wadah representatif rakyat Papua dan kemudian dapat diajukan menjadi anggota MSG.
Pernyataan dalam KTT MSG 2013 ini, kemudian mendorong WPNCL bekerja sama dengan pemerintah Vanuatu yang memang sejak awal mendukung perjuangan kemerdekaan West Papua, kemudian mengagendakan pertemuan bagi pera pemimpin gerakan perjuangan kemerdekaan West Papua di Saralana, Vanuatu tahun 2014 silam, dimana pemerintah Vanuatu sendiri yang kemudian mempersiapkan segalah kebutuhan dalam pertemuan tersebut. Pertemuan yang digelar selama 4 hari di Saralana ini kemudian kemudian melarihkan United Liberation Mevement for West Papua (ULMWP) atau yang dikenal dengan Deklarasi "SARALANA".
Dengan demikian, dapat kami katakan bahwa sesungguhnya wujud persatuan dari terbentuknya ULMWP itu sendiri sesungguhnya bukanlah murni atas dasar kesadaran dari para pemimpin gerakan kemerdekaan West Papua yang ada dan bersepakat saat itu, sebab sesungguhnya kelahiran ULMWP hanyalah lebih kepada untuk melengkapi kebutuhan saat itu, dimana untuk mendaftarkan West Papua menjadi anggota MSG sebagai wadah representatif rakyat Papua. Sesungguhnya kesadaran para pemimpin gerakan perjuangan kemerdekan West Papua sendiri masih sangat sulit untuk dipersatukan, hal ini dapat dilihat dengan adanya berbagai macam perdebatan dan pertikaian yang terjadi dikalangan pemimpin yang adala di dalam ULMWP sendiri dan turuh mengakar sampai kepada basis massa rakyat di tanah air.
Jika situasi ini terus dipelihara, dan bahkan para pemimpin gerakan yang ada terkesan diam seolah tak ada persoalan antara mereka, dan tak mau duduk bersama-sama untuk mengambil langkah-langkah yang cepat dan tepat, maka perpecahan yang lebih besar akan sangat mungkin terjadi dikalangan rakyat, dimana saat ini rakyat berada dibawa pandangan tokoh siapa yang paling benar dan tidak, untuk itu perlu adanya penyelesaian secara tuntas dikalangan para pemimpin gerakan yang ada.
Wujud persatuan yang diharapkan dalam perjuangan kemerdekaan West Papua, bukanlah hal yang sama seperti yang dilakukan di Saralana, dengan melahirkan ULMWP dan kemudian setelah terbentuk, semua tokoh kembali ke basis masing-masing dan melakukan kampanye dengan cara dan gaya payung organisasi masing-masing, jika memang ULMWP itu lahir atas kesadaran maka selayaknya seluruh pemimpin yang ada, melepaskan seluruh atribut organisasinya dan melebut menjadi satu didalam ULMWP, serta melakukan kampanye-kampanye dengan nama ULMWP itu sendiri. Jangan heran ketika banyak diantara rakyat kemudian menyatakan deklarasi Saralana hanyalah sebuah SANDIWARA yang dimainkan oleh para pemimpin gerakan, sebab sesungguhnya secara sadar dan tidak sadar, para pemimpin telah bersandiwara, dan itu dapat dibuktikan saat ini.

#bersambung.....

Post a Comment

Silahkan Berikan Komentar Anda Seputar Artikel - Artikel Ini di Sini !