Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 1 April 2014, salah satu media online di Papua (www.tabloidjubi.com) mempublikasikan sebuah artikel berita yang diberi judul "BAHASA SENTANI DAN PORT NUMBAY DIAMBANG KEPUNAHAN" ketika melihat judul artikel ini, saya menjadi tertarik untuk membaca berita ini, dan sangat prihatin dengan kondisi kondisi ini.
Setelah saya membaca dan artikel berita tersebut, saya menjadi tertarik untuk menuliskan sebuah analisa saya tentang pemusnaan budaya Papua (Bahasa) yang sengaja dilakukan secara sistematis oleh pemerintah Indonesia lewat program-program pusat yang diterapkan di Papua. Dan menurut saya, hal ini merupakan bentuk penjajahan yang sengaja dilakukan oleh Indonesia, guna mematikan struktur budaya Bangsa Papua yang telah ada turun-temurun.
Jika saat ini diberitakan bahwa Bahasa Sentani dan Port Numbay Diambang Kepunahan, maka tidak menutup kemungkinan jika hal serupa akan terjadi terhadap bahasa-bahasa lain yang ada di Papua, sebab apa yang terjadi terhadap Bahasa Sentani dan Port Numbay merupakan hal yang memang disengaja oleh pemerintah Indonesia untuk terjadi di Papua.
Sejak Indonesia menduduki Papua, Indonesia selalu menekankan kepada Rakyat Papua agar selalu menggunakan bahasa Indonesia di tempat-tempat umum seperti : sekolah, kampus, pasar, rumah sakit dan lain-lain, dalam penekanan penggunaan bahasa Indonesia di Papuapun, Indonesia tak jarang menggunakan kekerasan militernya, agar rakyat Papua selalu menggunakan bahasan Indonesia, yang jelas-jelas bukanlah bahasa Papua.
Penekanan-penekanan yang dilakukan Indonesia agar rakyat Papua menggunakan bahasa Indonesia ini, menimbulkan trauma yang mendalam bagi rakyat Papua, yang akhirnya rakyat Papua dengan terpaksa harus menggunakan bahasa Indonesia, meskipun tidak begitu mengerti dan terkadang susah dalam penggunaannya. Selain itu, penekanan yang dilakukan Indonesia dengan mewajibkan rakyat Papua menggunakan Bahasa Indonesia, membuat para orang tua yang sejak awal telah ditekan oleh militer Indonesia, akhirnya mewajibkan dan mengajarkan anak-anak mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, yang akhirnya bahasa Daerah yang seharusnya di jaga dan dipelihara itu menjadi bahasa yang dikesampingkan, karena ketakutan orang tua atas tekanan yang mereka alami, terulang kepada anak-anak mereka dikemudian hari.
Keseringan dalam menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan keluarga dan lingkungan umum, mengakibatkan kaum muda dan generasi penerus Papua menjadi lupa dan bahkan tidak mengerti dan memahami bahasa daerah asal mereka, hal ini justru diperparah dengan diwajibkannya berbahasa Indonesia yang ditekankan oleh kaki tangan Indonesia yang ada di Papua, dan akibatnya kaum muda yang ada harus berfikir dua kali atau bahkan seribu kali untuk menggunakan bahasa Daerah Asal mereka.
Pada awalnya, ketika saya masih berada di Papua, saya berfikir bahwa apa yang dilakukan Indonesia dengan mewajibkan kami menggunakan bahasa Indonesia ini merupakan hal yang wajar-wajar saja, guna memperlancar komunikasi dengan orang lain. Namun belakangan saya mulai sadar bahwa apa yang Indonesia lakukan itu tidaklah benar dan sangat tidak masuk akal, dan dapat dikategorikan sebagai bentuk Penjajahan ataupun Pemusnahaan yang dilakukan Indonesia terhadap Budaya Bangsa Papua. Jika Indonesia menghargai budaya Bangsa Papua, maka seharusnya Indonesialah yang harus belajar menggunakan bahasa Papua, sebab dalam konteks Papua, Indonesia adalah Pendatang Baru dan untuk itu, Indonesia wajib menggunakan Bahasa PAPUA, jika berada di Papua, bukannya Indonesia memaksakan orang Papua untuk menggunakan bahasa Indonesia.
Mengapa Indonesia tidak menerapkan hal yang sama dengan apa yang mereka lakukan di Papua di tanah Jawa, dengan mewajibkan seluruh orang jawa atau orang-orang dari daerah lain di Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari ? Indonesia memaksakan rakyat Papua untuk menggunakan bahasa Indonesia, namun hal itu tidak mereka lakukan kepada orang jawa yang ada di jawa, sebelum saya menginjakan kaki saya di tanah jawa, saya berfikir bahwa apa yang mereka terapkan di Papua, itupun diterapkan di tanah jawa, namun saya menjadi kaget ketika saya berada di jawa, dimana saya melihat orang-orang jawa dengan bebas menggunakan bahasa jawa di tempat-tempat umun dan bahkan di kampus-kampu. Yang paling membuat saya heran dan kaget ketika kuliah, ada beberapa dosen yang dengan santai dan bebas menggunakan bahasa jawa di ruang kelas sambil mengajar, meskipun mereka (dosen)tahu betul bahwa didalam ruang kelas yang mereka ajar itu, terdapat juga mahasiswa yang berasal dari daerah lain di luar jawa, namun kelihatannya dosen-dosen tersebut tidak terlalu memusingkan keberadaan kita dari daerah lain yang ada dalam ruangan tersebut.
Dan bahkan tidak jarang beberapa teman di kampus yang berasal dari jawa, ketikan sedang berdiskusi atau bercerita di kantin, mereka selalu menggunakan bahasa jawa dan bertanya kepada kami yang bukan orang jawa dengan menggunakan bahasa jawa. Melihat kondisi berbeda dalam penggunaan bahasan Indonesia di Papua dan di Jawa, maka saya mengambil kesimpulan bahwa "Indonesia Sengaja Ingin Memusnahkan Budaya (Bahasa) Bangsa Papua".
Post a Comment
Silahkan Berikan Komentar Anda Seputar Artikel - Artikel Ini di Sini !