Tahun 2014 merupakan tahun Politik bagi Indonesia, dimana di tahun 2014 ini, Indonesia meenggelar pesta Politik yang katanya adalah pesta rakyat, namun nyata-nyatanya, pesta politik yang digelar lima tahun sekali ini hanya dilakukan dengan mengatas namakan rakyat untuk kepentingan-kepentingan individu-individu yang haus akan kekuasaan belaka.
Dengan mengatas namakan pesta rakyat dalam setiap pemilihan yang digelar setiap lima tahun sekali ini, para politikus-politikus di negara ini menghalalkan berbagai macam cara demi merebut kekuasaan untuk memuaskan ambisi mereka masing-masing.
Namun jika dilihat dari apa yang sudah terjadi di negara ini pada pesta-pesta politik yang sudah-sudah, maka apa yang terjadi saat ini dapat dikatakan sebagai sebuah kebiasaan yang memang sudah mendara daging disetiap individu politikus di negara ini. Dimana, mereka selalu menjanjikan hal-hal yang manis-manis kepada rakyat pada saat berkampanye, namun ketika mendapatkan jabatan, mereka melupakan semua janji yang telah mereka ungkapkan pada saat kampanye.
Tetapi yang menjadi titik poin dari artikel kali ini bukanlah utuk mengkritisi pesta politik yang digelar setiap lima tahun sekali di negara ini, dan juga bukan bertujuan untuk mengkritisi para politikus di negara ini yang selalu mengatas namakan rakyat demi memuaskan ambisi mereka, tetapi tujuan dari penulisan artikle kali ini adalah untuk mempertanyakan "untungnya keterlibatan rakyat Papua dalam pesta politik Indonesia".
Dengan melihat fakta sejarah dipaksakannya PAPUA menjadi bagian dari Indonesia demi ambisi para pendiri Indonesia yang rakus dan penuh ambisi, dan dengan melihat perlakuan Indonesia kepada rakyat PAPUA selama ini sejak dipaksakannya PAPUA menjadi bagian dari Indonesia lewat PEPERA 1969, yang penuh dengan kecurangan dan manipulasi politik yang dilakukan oleh Indonesia, Amerika Serikat dan PBB terhadap rakyat PAPUA, maka dengan demikian rakyat PAPUA sangat berhak untuk memutuskan tidak terlibat dalam pesta Politik Indonesia.
Selain itu, dengan melihat seruan BOIKOT yang dikeluarkan oleh Diplomat Free West PAPUA Campaign ( Benny Wenda ) di Inggris dan seruan sama yang dikeluarkan oleh para pejuang kemerdekaan PAPUA di berbagai tempat, serta dengan melihat catatan SEJARAH BANGSA PAPUA yang jelas-jelas sangat berbeda dengan Indonesia, maka sangat beralasan bagi RAKYAT PAPUA untuk Menyatakan BOIKOT PILPRES Indonesia di Seluruh TANAH PAPUA, sebab RAKYAT PAPUA sama sekali tidak memiliki alasan untuk terlibat dalam pesta politik Indonesia.
Selain itu, yang paling penting yang harus disadari Rakyat PAPUA adalah bahwa siapapun yang akan memimpin Indonesia dalam kurun waktu lima tahun kedepan, dia tidak akan memberikan suatu perubahan maupun perhatian lebih kepada Rakyat PAPUA. Sebab yang Indonesi butuhkan itu bukanlah Rakyat PAPUA, melainkan kekayaan alam PAPUA, seperti yang pernah diungkapkan oleh Alie Murtopo bahwa "Jika Orang PAPUA ingin merdeka, maka silahkan minta Amerika untuk siapkan pesawat APOLO dan dirikan negara kalian di Bulan, sebab yang kami butuhkan adalah Tanah PAPUA, bukanlah Orang PAPUA nya".
Dengan melihat pernyataan para pendahulu Indonesia dan dengan melihat kondisi nyata Rakyat PAPUA yang semakin habis akibat tindakan brutal Militer Indonesia di PAPUA, serta dengan berkaca dari kebijakan-kebijakan yang diberlakukan di PAPUA oleh presiden-presiden Indonesia yang sudah-sudah, maka sangat tepat jika Rakyat PAPUA menyeruhkan BOIKOT dan menuntut "HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI BAGI BANGSA PAPUA, SEBAGAI SOLUSI DEMOKRATIS BAGI BANGSA PAPUA".
Post a Comment
Silahkan Berikan Komentar Anda Seputar Artikel - Artikel Ini di Sini !