Antara Palestina Dan West Papua !

Anak-Anak Korban Kekerasan Militer Israel
Beberapa minggu terakhir, media-media nasional maupun lokal di Indonesia selalu tanpa henti-hentinya, memberitakan situasi yang ada di Palestina, sebagai top topik dalam setiap pemberitaannya, pemberitaan-pemberitaan yang dilakukan oleh media-media di Indonesia ini, paling tidak memberikan respon dari berbagai pihak di Indonesia yang mengutuk tindakan militer Israel terhadap rakyat Palestina yang ada di Gaza.

Berbagai macam respon berupa aksi-aksi solidaritas terhadap apa yang dialami oleh rakyat Palestina terus menerus bermunculan di berbagai daerah di Indonesia, dan bahkan, Pemerintah Indonesia sendiri, telah menyatakan bahwa " Indonesia Mengecam Tindakan Militer Israel Terhadap Rakyat Palestina, Yang Mengakibatkan Ratusan Rakyat Palestina, Terutama Anak-Anak Kehilangan Nyawa Mereka". Untuk itu,Indonesia menyatakan bahwa apa yang dilakukan militer Israel terhadap rakyat Palestina, merupakan tindakan Pelanggaran HAM Berat, dan untuk itu, Indonesia telah memberikan desakan kepada Bandan Keamanan PBB, untuk menyikapi apa yang terjadi di Palestina.

Korban Kekerasan Militer Indonesia
Namun, dari apa yang dialami oleh rakyat Palestina, akibat kekejaman yang dilakukan oleh militer Israel, sesungguhnya sama dengan apa yang dialami oleh Orang Asli Papua (OAP) sejak tahun 1961 hingga saat ini. Dimana militer Indonesiapun pembantaian dan pelanggaran HAM yang sangat Berat terhadap rakyat Papua, sejak 1961 hingga saati ini, dimana tercatat bahwa sejak Ir. Soekarno (Presiden pertama RI) mengklaim Papua sebagai bagian dari wilayah Indonesia, Indonesia mulai melancarkan berbagai macam operasi militer di seluruh tanah Papua. Paska Dikumandangkannya Tiga Komando Rakyat (TRIKORA) pada tanggal 19 Desember 1961, Indonesia mulai melakukan mobilisasi militernya dan melakukan berbagai operasi di Tanah Papua, yang akibatnya, ratusan ribu nyawa Orang Asli Papua harus melayang akibat kekejaman militer Indonesia. Dimana,tercatat bahwa sejak tahun 1961 hingga 1990 an, 600.000 jiwa OAP melayang akibat berbagai macam operasi militer yang dilakukan oleh militer Indonesia.

Meskipun status Daerah Operasi Militer (DOM) di Papua telah dihapus pada tahun 1998, kekejaman militer Indonesia terhadap Orang Asli Papua masih terus berlanjut hingga saat ini, namun dengan cara yang tersistematis dan terencana. Pasca pencabutan status DOM, militer Indonesia masih saja terus melakukan berbagai macam tidankan kekerasan dan pembunuhan terhadap rakyat Papua hingga saat ini. Berbagai macam operasi militerpun masih terus dilakukan oleh militer Indonesia, di berbagai daerah di Papua, dan bahkan tak jarang, militer Indonesia selalu melampiaskan kemarahan mereka terhadap Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat(TPN-PB), kepada rakyat sipil yang tidak tahu apa-apa. Seperti yang terjadi di beberapa daerah, seperti Paniai, Puncak Jaya, Keerom, Yapen, Dogiai, Lani Jaya, Wamena, Pegunungan Bintang, Timika dan Merauke.

Dimana, jika ada ada penyerangan yang dilakukan oleh TPN-PB terhadap pos-pos militer Indonesia, militer Indonesia selalu meresponnya dengan melakukan pengejaran terhadap kelompok penyerang, namun mereka (Militer) tidak mengejar kelompok penyerang ke tempat pelarian mereka, melainkan justru mendatangi perkampungan warga terdekan, dan mulai melakukan sweeping, dan tak jarang mereka melampiaskan kemarahan mereka kepada rakyat sipil yang ada di perkampungan tersebut. Selain melakukan sweeping, militer Indonesia juga sering melampiakan amarah mereka, dengan membakar rumah-rumah adat, dan gereja, seperti yang terjadi di Kab. Puncak Jaya, Dogiai dan Paniai.

Tidak hanya itu, kekerasan dan kekejaman militer Indonesia terhadap rakyat Papua, selalu juga mereka tunjukan, ketika rakat Papua menyampaikan pendapat dimuka umum dengan menggelar aksi-aksi demonstrasi, militer Indonesia selalu menggunakan tindakan-tindakan represif untuk membubarkan aksi yang dilakukan oleh rakyat Papua, dan tak jarang juga mereka selalu mengeluarkan tembakan kearah massa aksi, untuk membubarkan massa. Selain itu, massa yang tertangkap, selalu dipukuli dan di aniaya hingga babak belur.

Namun dari kondisi yang dialami oleh rakyat Papua ini, sayangnya tidak pernah terekspose dalam pemberitaan-pemberitaan media-media Nasional dan Internasional, yang mengakibatkan kondisi yang dialami oleh rakyat Papua, akibat kekejaman militer Indonesia tidak diketahui oleh masyarakan Internasional, terlebih masyarakat Indonesia sendiri, karena Indonesia tidak memberikan kebebasan kepada wartawan Nasional maupun Internasional untuk datang dan meliput keadaan di Papua. Meskipun ada beberapa wartawan Internasional yang sempat sampai di Papua, namun mereka militer Indonesia (TNI-POLRI) yang ada di Papua, menangkap dan mendeportasi mereka kembali ke negara asal mereka, dengan alasan keamanan.

Dengan melihat kondisi yang dialami oleh rakyat Palestina di Gaza dan atas nama Kemanusiaan, kami tentu mendukung sikap Pemerintah Indonesia yang mengecam tindakan militer Israel atas rakyat Palestina, namun kamipun ingin bertanya kepada Pemerintah Indonesia, terkait Sikap mereka terhadap Pelanggaran HAM Berat yang dilakukan oleh militer Indonesia sendiri terhadap Rakya Papua, selama ini.

Post a Comment

Silahkan Berikan Komentar Anda Seputar Artikel - Artikel Ini di Sini !